Jumat, 06 Januari 2017


CaraPenggemukan Sapi Limosin dengan Cara Pakan yang Super

 


Cara Penggemukan Sapi Limosin dengan Cara Pakan yang SuperCara penggemukan sapi limosin – Carilah pakan sapi yang memiliki kandungan gizi yang cukup untuk kebutuhan sapi tersebut, pakan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Serta pakan tersebut dalam keadaan baik dan tidak tercemar kotoran atau bibit penyakit yang bisa merusak pakan tersebut. Untuk mencari pakan, carilah pakan di siang hari atau sore hari hal ini karena untuk menghindari telur cacing.
Tidak semua orang berhasil dalam melakukan cara penggemukan sapi limosin potong, hal ini karena ketidaktahuan mereka dalam melakukan cara penggemukan sapi limosin. Cara penggemukan sapi limosin potong tidak hanya dilakukan dengan cara memberikan pakan saja, namun pemberian vitamin juga harus dilakukan agar sapi tetap sehat dan kebutuhan gizinya terjaga. Ketika melakukan penggemukan ada beberapa syarat terutama pada pakannya.
Di negara kita budidaya sapi masih minim dan usaha berternak sapi kebayakan masih dengan menggunakan sistem tradisional dan dijadikan sebagai usaha sambilan. Pertumbuhan penduduk di Negara kita semakin meningkat sehingga jumlah permintaan dan kebutuhan daging juga tinggi, terutama daging sapi. Namun, jumlah produksi daging sapi saat ini masih belum bisa memenuhi jumlah kebutuhan masyarakat akan daging.
Negara ini kaya dengan berbagai macam ternak, salah satu hewan ternak yang memiliki banyak keuntungan yaitu sapi. Sapi merupakan hewan ternak yang memiliki banyak keuntungan bagi pemiliknya, diantaranya sapi dapat diambil susunya untuk dijadikan minuman olahan, daging dan kulit sebagai bahan makanan manusia, selain itu juga kulit sapi bisa diolah menjadi kerajinan tangan salah satunya tas kulit sapi. Selain menjadi bahan olahan makanan ataupun kerajinan, sapi juga bisa dijadikan alat transpotasi untuk menarik gerobak ataupun membajak sawah.
Dalam cara penggemukan sapi limosin potong, pakan sapi adalah nomor satu karena pakan yang baik akan sangat cepat cara cara penggemukan sapi limosin limosin tersebut. Namun, kadang pakan menjadi masalah karena ada sebagian sapi yang cocok dengan beberapa jenis pakan. Maka dari itu, pembudidaya harus pandai mencari pakan yang cocok untuk sapi terutama dalam masa cara penggemukan sapi limosin potong tersebut.
Daging sapi yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yaitu daging sapi potong. Sapi potong meruapakan sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk diambil dagingnya. Dengan begitu tingginya permintaan produksi daging di masyarakat sehingga pelaku usaha atau pembudidaya sapi potong berpikir bagaimana cara untuk cara cara penggemukan sapi limosin limosin potong tersebut.

Jenis Pakan Sapi Potong

1. Pakan Hijau
Pakan hijau sangat baik untuk sapi terutama pada masa penggemukan. Pakan hijau yang dapat diberikan yaitu jenis rumput, siratro, lamtoro, gamal, centro. Daun lamtoro, limbah pertanian yaitu jerami. Pakan hijau bisa dijadikan pakan utama sapi, jadi pakan harus baru agar sapi mendapatkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya.
2. Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat atau pakan penguat yaitu berupa pakan olahan seperti dedak padi yang telah dicampurkan bungkil kelapa, tepung tulang dan garam dapur. Pakan konsentrat ini 70% dedak, 30% bungkil kelapa, 0,5% tepung tulang dan 1% garam dapur, komposisi olahan tersebut harus sesuai jangan terlalu banyak salah satunya agar gizi seimbang untuk kebutuhan sapi tersebut.

Cara Pemberian Pakan untuk Sapi Potong

Pakan untuk cara penggemukan sapi limosin harus diatur agar cara penggemukan sapi limosin potong tersebut mencapai target yang diharapkan. Nah, bagi pembudidaya sebaiknya memberikan pakan hijau lebih banyak dari pada olahan konsentrat, karena pakan hijau adalah makanan utama sapi. Waktu yang cocok dalam pemberian pakan yaitu pukul 8 pagi, 12 siang, dan 5 sore, tiga kali dalam sehari merupakan standar pemberiaan pakan untuk ternak.

Demikian adalah pembahasan mengenai cara penggemukan sapi Limosin dengan cara pakan super.Semoga bermanfaat.



Pengarang : Penggemukan sapi
Terbit 10 agustus 2016
Sumber : http://penggemukansapi.com/penggemukan-sapi-limosin/

cara membuat pakan sapi

Cara Membuat Pakan Sapi – Sapi yang gemuk dan sehat serta memiliki kualitas yang baik, tentu menjadi idaman bagi para peternak sapi sehingga bisa meningkatkan harga jual.
Dan hal itu tentunya tidak terlepas dari pemberian pakan sapi yang berkualitas pula. Karena dari pakan sapi inilah faktor yang paling utama dalam penambahan bobot sapi.
Namun seiring dengan harga daging sapi yang tinggi di pasaran domestik, acapkali membuat harga pakan sapi naik juga.
pakan sapi buat sendiri
Sehingga membuat para peternak berpikir untuk membentuk pakan sapi sendiri yang sederhana,berbahan murah, namun juga mempunyai kualitas yang baik pula.

JENIS JENIS PAKAN SAPI
Pakan sapi terbagi menjadi dua. Yaitu hijauan dan konsentrat. Untuk hijaun berasal dari rerumputan.
Sedangkan untuk konsentrat, biasanya para peternak sapi memberikan pakan konsentrat sapi dari dedak padi,jagung, kulit kakao, batang rumbia dan juga konsentrat pabrikan, yang tidak terlalu berserat sehingga mudah dicerna untuk mempercepat pertambahan bobot sapi.
Namun ada satu hal bahan pakan jerami. Jerami pada umumnya oleh para peternak sapi hanya diberikan untuk pakan selingan ketika pakan hijauan tidak tersedia.
Karena memang jerami memiliki protein yang rendah, serta sedikit vitamin dan juga mineral. Selain itu jerami juga memiliki kandungan serat kasarnya tinggi.
Padahal dengan diolah dengan tekhnologi yang sederhana, jerami dapat digunakan untuk pakan utama sapi pengganti pakan hijauan.
CARA MEMBUAT PAKAN SAPI DENGAN JERAMI FERMENTASI
Dengan mengolah jerami melalui fermentasi, jerami yang biasanya hanya memiliki protein 2%-3%, maka setelah diolah protein jerami fermentasi bisa meningkat menjadi 7%-9%.
Selain itu jerami fermentasi juga lebih mudah dicerna, aromanya menjadi harum serta secara kebersihan juga lebih higienis. BAHAN-BAHAN MEMBUAT JERAMI FERMENTASI
  1. Jerami yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah sekitar 3 colt.
  2. Satu botol bioactivator ( ragi tape jerami )
  3. Air sekitar 300 liter – 400 liter.
CARA PENGOLAHAN JERAMI FERMENTASI
  1. Letakan jerami pada lantai tanah yang teduh (tidak terkena panas dan hujan) setebal 20 cm kemudian padatkan dengan cara diinjak-injak.
  2. Campur ragi tape jerami dengan air, lalu aduk sampai rata. Kemudian percikan ke seluruh permukaan jerami dengan merata.
  3. Tumpuk lagi dengan jerami setebal 20 cm lalu siramkan campuran air dengan ragi jerami tape secara merata seperti langkah yang kedua dan seterusnya hingga jerami habis.
  4. Tutuplah permukaan jerami dengan plastik dan biarkan selama 7 – 10 hari.
  5. Pada hari ke 7, periksalah bau yang muncul pada permukaan jerami. Jika bau yang muncul pada jerami sudah berubah menjadi bau tape dan serat jerami sudah lunak serta tumpukan dalam jerami mengeluarkan jamur berwarna putih atau kuning, maka berarti proses pembuatan jerami fermentasi sudah selesai. Namun apabila tanda-tanda di atas belum muncul, maka artinya proses belum selesai dan lanjutkan hingga hari ke 10 kemudian periksa lagi seperti langkah-langkah di atas.
WAKTU KADALUAWARSA JERAMI FERMENTASI
Karena jerami ini sudah melalui proses fermentasi, maka ketahanan maksimal jerami fermentasi ini bisa disimpan selama setahun.
Caranya agar jerami fermentasi ini awet, yaitu dengan cara setelah proses pembuatan jerami fermentasi ini selesai, maka bongkar jerami fermentasi ini dan angin-angnkan hingga kering.
Lalu ikat kembali atau dipres agar lebih padat dan mudah diatur. Namun jangan lupa, selain pakan utama sapi berupa jerami fermentasi sebagai ganti pakan hijaun, sapi juga perlu konsentrat minimum 2,5% dari berat badan dan air minum 40 -60 liter setiap hari, agar perncernaannya lancar dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap serangan penyakit.

  Berikut adalah cara membuat pakan sapi ,semoga bermanfaat bagi para pembaca.



Pengarang        : ilmu hewan
Tanggal Terbit : 5 juni 2016
Judul Artikel   : cara membuat pakan sapi
Sumber :https://www.ilmuhewan.com/cara-mudah-dalam-membuat-sendiri-pakan-sapi/

cara beternak sapi

Cara beternak sapi

peternakan sapi
# ( peternakan sapi )
Nah di dalam cara beternak sapi , terdapat beberapa hal yang perlu anda ketahui dan lakukan agar bisa mendapatkan kualitas ternak sapi yang bagus .Yang mana beberapa hal tersebut seperti dibawah ini :
1 . Perhatikan dalam pemilihan jenis sapi
Dalam hal pemilihan jenis sapi ini , saya sarankan untuk anda memilih bakalan sapi yang memiliki prospek untuk bisa digemukan dalam waktu yang tidak terlalu lama .
Perlu anda ketahui tidak semua sapi mempunyai prospek yang sama untuk bisa digemukan , maka dari itu terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi acuan bagi anda untuk memilih jenis sapi , beberapa faktor tersebut seperti dibawah ini .
  • Jumlah besaranya populasi , dan jumlah pertambahan populasi di setiap tahunnya
  • Penyebaran
  • Produksi karkas dan efisiensi penggunaan pakan.


2 . Perhatikan persyaratan pemilihan lokasi dan pembuatan kandang
Di dalam pemilihan lokasi kandang jangan asal asalan , Nah dibawah ini merupakan beberapa pertimbangan yang sangat baik untuk menentukan lokasi pembuatan kandang , yang mana beberapa pertimbangan tersebut diantaranya meliputi :
  • Pastikan lokasi kandang dekat dengan sumber air untuk minum ternak
  • Selain dekat dengan sumber air minum , pastikan juga lokasi ternak dekan dengan pakan
  • Akses transportasi harus lancar , supaya mempermudah dalam proses penydiaan pakan dan pemsaran
  • Pastikan area pembuatan bisa ditambah ,bila sewaktu waktu dibutuhkan pelebaran kandang
  • Pilih lokasi yang tinggi dari lingkungan sekitar , manfaatnya agar lebih mudah untuk pembuangan limbah dan tidak terjadi genangan saat hujan
  • Perhatikan jarak kandang dengan pemukiman , jangan sampai limbah kotoran mengganggu kenyamanan dan tidak sampai mengganggu kesehatan warga lingkungan sekitar .
kandang ideal untuk sapi
kandang ideal untuk sapi
Setelah pemilihan lokasi yang tepat ,selanjutnya anda jangan membuat kandang sapi dengan asal asalan , karena ini bisa mempengaruhi tingkat stres bagi sapi tersebut , buatlah kandang sapi yang baik dengan syarat seperti dibawah ini :
  • Perhatikan segi teknis & ekonomis
  • Kesehatan kandang harus elalu diperhatikan
  • Ventilasi kandang harus baik
  • Jarak ideal per 1 ekor sapi dalam kandang minimal berjarak 2.5 m x 1.5 m
  • Jangan lupa membuat tempat pembuagan kotoran yang baik
  • Yang terpenting perhatikan kesehatan lingkungan kandang .

3 . Perhatikan dalam hal pemberian pakan
Di dalam cara beternak sapi yang baik , diperlukan pemberian pakan yang mempunyai nilai gizi yang baik pula untuk ternak anda , beberapa pakan yang baik diberikan untuk ternak sapi anda beberapa diantaranya seperti :
a . Hijauan Rumput Unggul Seperti
  • Rumput Gajah
  • Rumput Setaria
  • Rumput Raja
  • Rumput Benggala
  • Rumput Bede
  • Rumput Lamtorogun
  • Rumput Turi
  • Rumput Gamal Dan
  • Rumput Kaliandra
b . Hijauan Limbah Pertanian Konsentrat Dan Pakan Fermentasi Seperti
  • Jerami Padi
  • Ampas Tahu
  • Dedak
  • Bekatul
  • Ongok dll .

4 . Cara Pengembangbiakan Sapi
Nah untuk mendapatkan anakan sapi yang sama umurnya dengan jumlah yang banyak , pengembangbiakan nya sendiri adalah dengan cara mengawinkan sapi tersebut secara musiman .
Cara perkawinan nya sendiri dilakukan dengan cara memasukan sapi pejantan kedalam kandang sapi betina , atau bisa dilakukan di luar kandang . 

Nah ini adalah sedikit pembahasan tentang cara beternak sapi ,semoga bermanfaat bagi para pembaca,dan apabila ada penulisan kata yang salah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.Kritik dan saran anda akan membantu saya agar lebih baik lagi untuk memberikan tulisan dan ilmu bagi pembaca semua.



Penerbit          : cara beternak sapi
Tanggal terbit :  27 april 2016
Sumber : http://www.socfermentasipakan.com/cara-beternak-sapi/

SEJARAH PETERNAKAN di INDONESIA

          
Usaha peternakan di Indonesia telah dikenal sejak dahulu kala. Namun pengetahuan tentang kapan dimulainya proses domestikasi dan pembudidayaan ternak dari hewan liar, masih langka. Adanya bangsa ternak asli di seluruh Indonesia seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, ayam dan itik, memberikan petunjuk bahwa penduduk pertama Indonesia telah mengenal ternak sekurang-kurangnya melalui pemanfaatannya sebagai hasil perburuan. Dengan kedatangan bangsa-bangsa Cina, India, Arab, Eropa dan lain-lain, maka ternak kuda dan sapi yang dibawa serta bercampur darah dengan ternak asli. Terjadilah kawin silang yang menghasilkan ternak keturunan atau peranakan dipelbagai daerah Indonesia. Disamping itu, dalam jumlah yang banyak masih terdapat ternak asli. Dengan demikian terjadilah tiga kelompok besar bangsa ternak yaitu kelompok pertama asalah bangsa ternak yang masih tergolong asli, ialah ternak yang berdarah murni dan belum bercampur darah dengan bangsa ternak luar. Kelompok kedua adalah kelompok "peranakan", yaitu bangsa ternak yang telah bercampur darah dengan bangsa ternak luar. Kelompok ketiga adalah bangsa ternak luar yang masih diperkembang-biakan di Indonesia, baik murni dari satu bangsa atau yang sudah bercampur darah antara sesama bangsa ternak "luar" tersebut. Bangsa ternak demikian dikenal dalam dunia peternakan sebagai ternak "ras" atau ternak "negeri".


Pentahapan waktu didalam mempelajari sejarah usaha peternakan di Indonesia, disesuaikan dengan perjalanan sejarah, untuk melihat perkembangan usaha peternakan dalam kurun waktu suatu tahap sejarah. Didalam kurun waktu tersebut dapat dipelajari sejauh mana pemerintah dikala itu memperhatikan perkembangan bidang peternakan atau segi pemanfaatan ternak oleh penduduk diwaktu itu.

Sejarah usaha peternakan dibagi dalam dua tahap yaitu :
1). Zaman Kerajaan- Kerajaan Tua.
Di zaman kerajaan-kerajaan tua di Indonesia, usaha peternakan belum banyak diketahui. Beberapa petunjuk tentang manfaat ternak di zaman itu serta perhatian pemerintah kerajaan terhadap bidang peternakan telah muncul dalam pelbagai tulisan prasasti atau dalam kitab-kitab Cina Kuno yang diteliti dan dikemukakan oleh para ahli sejarah. Sangat menarik apa yang dikatakan oleh para ahli sejarah tentang kegunaan ternak di zaman-kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram, Kediri, Sunda, Bali dan Majapahit. Ternak dizaman kerajaan-kerajaan tua ini telah memiliki tiga peranan penting dalam masyarakat dan penduduk, yaitu sebagai perlambang status sosial, misalnya sebagai hadiah Raja kepada penduduk atau pejabat yang berjasa kepada raja. Peranan kedua adalah sebagai barang niaga atau komoiti ekonomi yang sudah diperdagangkan atau dibarter dengan kebutuhan hidup lainnya. Dan peranan ketiga adalah sebagai tenaga pembantu manusia baik untuk bidang pertanian maupun untuk bidang transportasi.

(1). Tarumanegara.
Kerajaan yang berpusat di Jawa Barat ini telah memberikan perhatian terhadap ternak, terutama ternak besar. Hal ini terdapat pada prasasti batu. Pada upacara pembukaan saluran Gomati yang dibuat sepanjang sebelas kilometer, Raja Purnawarman yang memerintah Tarumanegara dimasa itu telah menghadiahkan seribu ekor sapi kepada kaum Brahmana dan para tamu kerajaan.

(2). Sriwijaya.
Salah satu kegemaran penduduk Sriwijaya adalah permainan adu ayam. Oleh karena itu ternak ayam sudah mendapat perhatian. Disamping itu ternak babi juga banyak dipelihara oleh penduduk. Sebagaimana kita tahu bahwa kerajaan Siwijaya sangat luas daerah kekuasaannya dimasa itu. Terdapat petunjuk bahwa ternak kerbau dan kuda sudah diternakkan diseluruh kerjaan Sriwijaya, ternak sapi baru terbatas di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali.

(3). Mataram.
Ternak sapi dan kerbau adalah dua jenis ternak besar yang memperoleh perhatian raja-raja Mataram pada abad ke VIII Masehi. Kedua jenis ternak ini memiliki hubungan erat dengan pertanian, disamping perlambang status. Pada tulisan prasasti Dinaya diceritakan bahwa diwaktu persemian sebuah arca didesa Kanjuruhan dalam tahun 760 M, Raja Gayana yang memerintah Kerajaan Mataram dimasa itu telah menghadiahkan tanah, sapi dan kerbau kepada para tamu kerajaan dan kepada kaun Brahmana. Terlihat disini bahwa hadiah kerajaan dalam bentuk ternak, memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara.

(4). Kediri.
Kediri adalah suatu kerajaan yang rakyatnya makmur dan sejahtera, karena kerajaan ini telah memajukan pelbagai bidang kehidupan termasuk peternakan. Hal ini terdapat didalam kitab Cina Ling-wai-tai-ta yang disusun oleh Chou-K'u-fei dalam tahun 1178 M. Dikatakan bahwa rakyat kerajaan Kediri hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan karena pemerintah Kerajaan memperhatikan dan memajukan bidang pertanian, peternakan, perdagangan dan penegakan hukum.

(5). Sunda.
Dimasa kerajaan Sunda, kita mulai mengetahui adanya tataniaga ternak. Hal ini disebabkan berkembangnya 6 kota pelabuhan didaerah kekuasaan Kerajaan Sunda, yaitu Bantam, Pontang, Cigede, Tamgara, Kalapa dan Cimanuk. Hasil pertanian termasuk peternakan sangat ramai. Semua ini diceritakan dalam buku petualang Portugis, Tome Pires. Dikatakan bahwa kemakmuran kerajaan Sunda terlihat dari hasil pertanian yang diperdagangkan dikota-kota pelabuhan, meliputi lada, sayur-mayur, sapi, sapi, kambing, domba, babi, tuak dan buah-buahan. Karena kerajaan Sunda juga memajukan kesenian dan permainan rakyat diwaktu itu, maka terdapat petunjuk bahwa permainan rakyat adu-domba telah berkembang dizaman kerajaan Sunda.

(6). B a l i.
Di zaman kerajaan Bali, kita mulai mengetahui adanya penggunaan tanah penggembalaan ternak atau tanah pangonan. Rakyat kerajaan Bali dizaman pemerintah raja Anak Wungsu (1049-1077 M), memohon kepada raja untuk dapat menggunakan tanah milik raja bagi tempat penggembalaan ternak, karena tanah milik mereka tak dapat lagi menampung ternak yang berkembang begitu banyak. Semua jenis ternak telah diternakkan oleh penduduk kerajaan Bali, yaitu kambing, kerbau, sapi, babi, kuda, itik, ayam dan anjing. Raja Anak Wungsu mengangkat petugas kerajaan untuk mengurus ternak kuda milik kerajaan (Senapati Asba) dan petugas urusan perburuan hewan (Nayakan). Dimasa kerajaan Bali inilah ternak sapi Bali yang sangat terkenal dewasa ini mulai berkembang dengan baik.

(7). Majapahit.
Di zaman kerajaan Majapahit kita mulai diperkenalkan dengan teknologi luku yang ditarik sapi dan kerbau. Penggunaan tenaga ternak sebagai tenaga tarik pedati dan gerobak meliputi ternak kuda, sapi dan kerbau. Hasil pertanian melimpah sehingga rakyat Majapahit hidup makmur dibawah pemerintahan raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada.

Kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa, yang berada dibawah kekuasaan Majapahit juga meniru tehnik pertanian sawah dengan penggunaan tenaga ternak dari kerajaan Majapahit. Namun penggunaan ternak sebagai tenaga tarik sudah meluas keseluruh daerah kekuasaan Majapahit lainnya di Nusantara.

Menjelang berakhirnya kerajaan Majapahit belum terdapat petunjuk bahwa teknologi luku dengan ternak sapi dan kerbau sebagai tenaga tarik sudah masuk ke Kalimantan, Sulawesi dan Kepulauan Indonesia bagian timur lainnya. Maka dapatlah disimpulkan bahwa teknologi sawah dengan sapi dan kerbau sebagai penarik luku baru sempat disebarkan dipulau-pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa dizaman Majapahit.

Disamping penggunaan ternak dalam bidang pertanian, ternak gajah dan sapi adalah ternak "kebesaran", karena raja-raja Majapahit bila keluar istana dengan naik gajah kehormatan atau naik kereta kerajaan yang ditarik sapi, seperti yang ditulis dalam berita-berita Cina. Dengan demikian dapatlah dikatakan juga bahwa kereta kerajaan dengan kuda sebagai ternak tarik baru muncul pada kerajaan-kerajaan setelah zaman Majapahit.

(8). ZAMAN PENJAJAHAN.
Usaha peternakan dizaman penjajahan bangsa asing atas penduduk Nusantara, banyak terdapat dalam tulisan-tulisan yang berbentuk laporan maupun buku yang diterbitkan secara resmi. Pengaruh penjajahan dalam bidang peternakan banyak terdapat dalam masa penjajahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang. Laporan-laporan sejarah tentang pengaruh masa pemerintahan Inggris, Portugis dan bangsa lainnya terhadap bidang peternakan sampai saat ini belum banyak diketahui.

V.O.C.
Perhatian VOC lebih banyak ditujukan pada perdagangan rempah-rempah yang sangat mahal dipasaran Eropa. Dimasa VOC (1602-1799) usaha peternakan kuda lebih banyak memperoleh perhatian. Hal ini penting bagi VOC untuk kepentingan tentara "Kompeni" diwaktu itu. Pada masa itu kuda Arab dan Persia dimasukkan dan disilangkan dengan ternak kuda asli.

Dari laporan pemerintah Hindia Belanda diketahui, bahwa dalam masa VOC ternyata usaha peternakan kuda juga mendapat perhatian raja-raja dan sultan-sultan untuk kepentingan laskar kerajaan dan untuk kepentingan kuda tunggangan raja sewaktu berburu hewan. Yang terkenal adalah peternakan kuda milik Sultan Pakubuwono III di Mergowati yang terdiri dari kuda Friesland, didirikan pada tahun 1651 tapi ditutup pada tahun 1800.

Perdagangan Ternak.
Perdagangan ternak dan pemotongan ternak cukup ramai di zaman VOC, terutama dipulau Jawa. Perdagangan ternak antar pulau begitu ramai, karena dizaman itu transportasi laut masih dengan kapal layar yang tidak memungkinkan pengangkutan ternak dalam jumlah yang banyak.

Peraturan Peternakan.
Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah VOC yaitu larangan terhadap pemotongan kerbau betina yang masih produktif dalam tahun 1650. Peraturan ini mula-mula diberlakukan dipulau Jawa, tetapi kemudian juga meliputi daerah-daerah pengaruh VOC lainnya di Nusantara dan diperluas dengan larangan pemotongan sapi betina yang masih produktif. Peraturan ini mula-mula bermaksud untuk menjamin populasi ternak yang terus bertambah dan dengan demikian menjamin pengadaan daging bagi tentara Kompeni di Pulau Jawa. Dalam tahun 1776, peraturan ini ditambah dengan larangan pemotongan ternak kerbau betina putih yang masih produktif.

(9). HINDIA BELANDA.
Pada awal pemerintah Hindia Belanda, bidang peternakan belum banyak menarik perhatian selain usaha peternakan kuda sebagai kelanjutan dari kegiatan utama VOC dalam bidang peternakan, untuk kepentingan militer, pengangkutan kiriman pos dan untuk memenuhi kegemaran pembesar-pembesar Belanda dan kaum bangsawan sebagai ternak rekreasi dan perburuan hewan.
Selama abad kesembilan belas dan abad kedua puluh sampai berakhirnya pemerintahan Hindia belanda, beberapa kegiatan dalam bidang peternakan perlu dicatat, karena memiliki hubungan dengan perkembangan usaha peternakan di zaman pemerintah Indonesia.

Kegiatan dalam bidang peternakan di zaman Hindia Belanda dapat dikelompokkan ke dalam 10 jenis, ialah :
1. Peningkatan mutu ternak;
2. Pengadaan Peraturan-peraturan;
3. Pameran ternak;
4. Pembangunan taman-taman ternak;
5. Pembentukan koperasi peternakan;
6. Sensus ternak;
7. Pengamanan ternak;
8. Pengadaan sarana distribusi dan pemotongan;
9. Produksi sera dan vaksin.
10. Pendidikan dan penelitian.
1. Peningkatan Mutu Ternak.

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam abad kesembilan belas, khususnya ilmu biologi dan mikrobiologi, ikut memberi pengaruh terhadap kegiatan dalam bidang peternakan. Pengaruh ilmu genetika yang dipelopori oleh Mendel (1822-1884) ikut mewarnai dunia peternakan, khususnya didalam kegiatan peningkatan mutu genetik ternak lokal di Nusantara. Demikian juga didalam bidang mikrobiologi yang dipelopori oleh Louis Pasteur (1822-1899) dan Robert Koch (1843-1920) mewarnai penanganan kesehatan ternak, produksi sera dan vaksin. Khususnya dalam bidang peningkatan mutu genetik ternak asli Nusantara, kegiatan persilangan dan seleksi dan penyebaran bibit ternak cukup banyak dilakukan.

Kuda - Persilangan antara ternak kuda asli dilakukan dengan mendatangkan kuda Arab dan Persia (1809) dan kuda Australia (1817). Dalam tahun 1870 dan 1880, kuda Australia didatangkan oleh pedagang ternak berkebangsaan Perancis dari kepulauan Mauritanius.
Untuk pulau Sumba hasil persilangan dengan kuda asli setempat, sangat terkenal dengan nama Kuda Sandel. Selain itu didirikan pusat-pusat pembibitan kuda di Cipanas (1820), Bogor (1938), Payakumbuh, Lubuk Sikaping dan Tarutung (1980), Padalarang (1903), Padang Mangatas (1922), sebagai pengganti Payakumbuh yang ditutup pada tahun 1907, Malasaro Sulawesi Selatan (1874) dan pulau Rote (1841). Disamping itu di Cisarua-Bandung perusahaan swasta bibit ternak, "General de Wet" milik Hirchland dan Van Zyl yang didirikan pada tahun 1900, pada tahun 1921 ditunjuk sebagai rekanan bibit unggus kuda pemerintah.
Sapi - Keturunan Bos sondaicus yang semula tersebar dipulau Jawa, Madura, Sumatera, Bali dan Lombok, banyak memperoleh perhatian Pemerintah Hindia Belanda. Selama abad kesembilan belas, persilangan ditujukan terutama terhadap perbaikan mutu sapi Jawa, yang jumlahnya terbanyak, namun berbadan kecil sehingga kurang cocok untuk ternak kerja.

Pada tahun 1806 Kontrolir Rothenbuhler di Surabaya, melaporkan bahwa pedagang ternak di Jawa Timur telah mendatangkan sapi pejantan Zebu dari India untuk dipersilangkan dengan sapi Jawa. Dalam tahun 1812 tercatat sapi bangsa Zebu yang didatangkan adalah Mysore, Ongol, Hissar, Gujarat dan Gir untuk dipersilangkan sengan sapi Jawa. Walaupun persilangan antara sapi Jawa dengan bangsa sapi Zebu ini banyak memperlihatkan hasil yang baik, namun bukanlah suatu program resmi pemerintah Hindia Belanda, karena dalam abad ke sembilan belas belum ada dinas resmi yang menangani bidang peternakan. Impor sapi Zebu dari India tetap dilanjutkan oleh para pengusaha di Jawa Timur dari tahun 1878 hingga tahun 1897, disaat mana impor dihentikan, karena berjangkitnya wabah pes ternak di India. Pada waktu ini keturunan hasil persilangan telah banyak dengan bentuk tubuh yang lebih besar dari sapi Jawa.

Sementara itu dalam tahun 1889, Residen Kedu Selatan, Burnaby Lautier dengan bantuan dokter hewan Paszotta melancarkan aksi kastrasi secara besar-besaran terhadap ternak jantan lokal di Bagelen. Tujuannya, agar pejantan Zebu saja yang digunakan sebagai pemacak. Walaupun usaha ini ditentang oleh pemerintah pusat Hindia Belanda, pada tahun 1890 asisten residen Schmalhausen mengikuti jejak Lautier untuk daerah Magetan di Jawa Timur. Ia juga menganjurkan penanaman rumput benggala untuk makanan ternak. Usaha persilangan sapi Jawa dengan sapi Madura, dilaksanakan oleh kontrolir Van Andel, dibantu oleh dokter hewan Bosma, di daerah Pasuruan Jawa Timur pada tahun 1891-1892. Persilangan secara berencana dan besar-besaran barulah dilaksanakan setelah dinas resmi yang menangani bidang peternakan dibentuk pada tahun 1905 yaitu Burgelijke Veeatsenijkundige Diens (BVD) sebagai bagian dari Departemen van Landbaouw atau Departemen Pertanian. BVD telah melaksanakan peningkatan mutu sapi Jawa dengan pelbagai kegiatan ialah :
Peningkatan dengan pejantan Jawa
Dari tahun 1905 sampai 1911 dilakukan penyebaran sapi jantan Jawa yang baik ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam tahun 1911 usaha ini dihentikan, oleh karena para petani menginginkan ternak sapi yang lebih kuat dan lebih besar untuk ternak kerja.
Persilangan dengan Sapi Madura

Usaha ini sudah dimulai di akhir abad ke sembilan belas oleh Van Andel. BVD juga melanjutkan kegiatan persilangan ini di pulau Jawa sampai tahun 1921. Pada saat ini usaha ini dihentikan, karena kurang memenuhi harapan para petani terhadap ternak kerja.
Persilangan dengan Sapi Bali.

Penduduk Jawa Timur terutama di darha keresidenan Banyuwangi telah lama mengenal sapi Bali sebagai ternak kerja yang cukup baik. Usaha persilangan sapi Jawa dengan pejantan Bali dimulai tahun 1908 di Pulau Jawa. Tapi usaha inipun dihentikan pada tahun 1921, karena angka kematian sapi Bali dan keturunannya yang sangat tinggi oleh penyakit darah.

Persilangan dengan Sapi Zebu
Pengusaha perkebunan di Sumatera Timur telah banyak mendatangkan sapi Zebu untuk ternak penarik gerobak dan ternak perah di akhir abad kesembilan belas. Ternyata kemudian ternak sapi tersebut adalah sapi Hissar yang didatangkan ke Pulau Jawa pada tahun 1905 dan dinamai Sapi Benggala. Namun sapi Hissar yang tiba di pulau Jawa tidak memuaskan. BVD dalam tahun 1906 dan 1907 telah mendatangkan sapi Zebu dari India. Dokter hewan Van Der Veen yang diserahi tugas ke India, ternyata telah memilih Sapi Mysore, yang kurang memenuhi harapan karena kematian yang tinggi akibat penyakit piroplasmosis dan ternak jantannya sangat agresif.

Pada pembelian di tahun 1908 oleh BVD tiga bangsa sapi dipilih, ialah Ongol, Gujarat dan Hissar. ternyata Sapi Ongol berkembang baik di Pulau Jawa, Sapi Gujarat baik di pulau Sumba dan Sapi Hissar baik di pulau Sumatera. Pada tahun 1909 dan 1910 ternyata BVD memutuskan untuk lebih banyak membeli Sapi Ongol. Sampai tahun 1911 perkembangan sapi Ongol lebih baik, sehingga diputuskan memilih sapi Ongol untuk perbaikan mutu Sapi Jawa. Dari sinilah muncul untuk pertama kalinya Program Ongolisasi yang dimulai pada tahun 1915, disaat mana pembelian dari India dihentikan sama sekali. Semua ternak pembelian terakhir ditempatkan di pulau Sumba. Dikemudian hari ternyata Sapi Ongol dan Gujarat di Sumba berkembang sangat baik, sehingga pulau Sumba menjadi sumber bibit murni sapi Ongol dan Gujarat yang kemudian dikenal sebagai sapi Sumba Ongol (SO).

Persilangan dengan Sapi Eropa
Tiga bangsa sapi Eropa yang banyak digunakan untuk persilangan adalah Here ord, Shorthorn (Australia) dan Fries Holland (Belanda). Impor Sapi Hereford dan Shorthorn kemudian dihentikan karena berjangkitnya penyakit paru-paru ganas di Australia. Sapi Fries Holland sendiri banyak disilangkan dengan sapi Jawa dan sapi Ongol terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Karena keturunannya memiliki sifat yang baik.
Sumba Kontrak.

Salah satu bentuk penyebaran bibit ternak sapi Ongol di dalam program ongolisasi, ialah Sumba Kontrak.
Sumba Kontrak adalah penempatan dan penyebaran sapi bibit ongol di pulau Sumba yang dilaksanakan dalam bentuk meminjamkan 12 induk dan satu pejantan ongol kepada seorang peternak. Pengembalian pinjaman dilakukan oleh peminjam dengan mengembalikan ternak keturunan dalam jumlah, umur dan komposisi kelamin yang sama dengan jumlah ternak yang dipinjam, ditambah dengan satu ekor keturunan (jantan atau betina) untuk setiap tahun selama peternak belum melunasi pinjamannya. Untuk akad pinjaman ini, peternak menandatangani suatu kontrak dengan pemerintah, yang kemudian dikenal dengan Sumba Kontrak. Jumlah ternak awal disebut Koppel, sehingga kemudian hari muncul juga istilah Sapi Koppel. Sumba kontrak secara resmi dimulai pada tahun 1912.

Sistim penyebaran sapi bibit ini tidak hanya berlaku dipulau sumba, tapi diperluas ke pulau-pulau lain dan meliputi pelbagai jenis ternak : Sapi Bali, Sapi madura, Kambing, Domba dan Babi dengan jumlah ternak yang tidak sama untuk satu koppel.

Dalam masa dua puluh tahun (1920 - 1940) penyebaran ternak bibit, terjadi dua usaha penting yaitu :
- Penyebaran ternak bibit antar pulau dan antar daerah, yaitu penyebaran sapi Ongol dan peranakan Ongol dari pulau Jawa ke Sumbawa, Sulawesi, Kalimantan Barat dan Sumatera. Penyebaran sapi Bali dari pulau Bali ke Lombok, Timor, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Penyebaran sapi Madura ke pulau Flores dan kalimantan Timur.
- Penyebaran ternak bibit dan bibit tanaman makanan ternak secara lokal disekitar taman-taman ternak dipulau Jawa dan Sumatera.

K e r b a u.
Ternak kerbau lokal yang dikenal sebagai Kerbau Lumpur sudah sejak dahulu terdapat diseluruh nusantara. Dengan kedatangan bangsa India ke Sumatera, dibawa juga kerbau Murrah yang kini masih banyak terdapat didaerah Sumatera Utara dan Aceh.

K a m b i n g.
Kambing lokal atau kambing kacang telah ada di seluruh Nusantara. Didalam zaman Hindia Belanda didatangkan juga kambing bangsa India (Ettawah) yang merupakan kambing perah dan disebarkan hampir diseluruh pantai utara pulau Jawa.
Bebarapa bangsa kambing lain juga didatangkan yaitu : Saanen. Namun persilangan yang terkenal kini adalah kambing Peranakan Ettawah (PE).

D o m b a.
Ternak domba dibagi dua bangsa yang terkenal yaitu domba ekor gemuk dan domba lokal lainnya, yang tersebar diseluruh Nusantara. Semua bangsa domba ini adalah tipe daging. Dizaman Hindia Belanda didatangkan bangsa domba tipe wol misalnya Merino Rambo illet, Romney dan tipe daging misalnya Corridale dan Soffolk. Persilangan bangsa domba wol dan daging dengan domba lokal Priangan menghasilkan domba yang sangat terkenal diwaktu ini ialah domba Garut.

B a b i.
Ternak babi lokal tersebar diseluruh Nusantara.
Dizaman Hindia Belanda didatangkan babi ras bangsa Eropah yaitu York shire, Veredelde Deutchland Landras (VDL), Tamworth, Veredelde Nederlandsche Landras (VNL), Saddle Back, Duroc Jersey, Berk shire.

Sapi Perah.
Pada permulaan abad ke 20 telah dapat perusahaan sapi perah dipinggiran kota-kota besar di Jawa dan Sumatera. Kebanyakan perusahaan adalah milik bangsa Eropah, Cina, India dan Arab. Hanya sebagian kecil milik penduduk asli. Bangsa sapi perah yang ada ialah Fries Holland, Jersey, Ayrshire, Dairy Shorthor dan Hissar. Kemudian ternyata yang terus berkembang adalah fries Holland. Bangsa sapi Hissar masih terus diternakkan didaerah Sumatera bagian Utara dan Daerah Istemewa Aceh.

Ayam
Disamping ayam kampung, di zaman Hindia Belanda telah dipekenalkan ayam ras tipe petelur misalnya leghorn dan ayam ras tipe pedaging misalnya Rhode Island Red dan Australorp. Persilangan Autralorp dengan ayam kampung yang terkenal adalah Ayam kedu.

Itik
Di samping itik lokal, di zaman Hindia Belanda telah didatangkan bangsa itik Khaki Campbell dan itik Peking.
Bangsa itik lokal yang terkenal : adalah itik Tegal, itik Karawang dan itik Alabio.

Aneka Ternak
aneka ternak misalnya ternak kelinci, burung puyuh dan burung merpati, belum memperoleh perhatian pemerintah Hindia Belanda. Kelinci hanyalah digunakan di balai-balai penelitian sebagai hewan percobaab. disinilah asalnya istilah : Kelinci percobaan.




Sumber : http://www.etawafarm.com/2011/12/sejarah-peternakan-di-indonesia.html

Minggu, 27 November 2016

PENGERTIAN TERNAK ,JENIS-JENIS TERNAK dan MANFAAT

 PENGERTIAN TERNAK ,JENIS-JENIS TERNAK dan MANFAAT


A. PENGERTIAN PETERNAKAN
          


 Peternakan adalah segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan memelihara hewan ternak yang dapat diambil manfaatnya dari hewan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidup.










 B. Berbagai Jenis Peternakan di Indonesia Peternakan di Indonesia dikelompokkan ke dalam tiga jenis.
Ternak besar adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang berukuran besar. Hewan yang digolongkan ternak besar, yaitu kuda, kerbau, dan sapi (lembu).

b)Ternak Kecil
 Ternak kecil adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang berukuran kecil. Hewan yang digolongkan ternak kecil, yaitu babi, kambing, domba (biri-biri), dan kelinci.


Ternak unggas adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara hewan yang bersayap atau sebangsa burung. Hewan yang digolongkan ke dalam ternak unggas, yaitu ayam, itik (bebek), angsa, entog, dan burung puyuh.

 C. MANFAAT PETERNAKAN BAGI MANUSIA 
     Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakan hewan ternak serta membudidayakan hewan tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari hewan tersebut. Fungsi utama dari adanya peternakan bukan hanya memelihara hewan saja namun juga ada fungsi lainnya yang tak kalah penting yaitu mendapatkan manfaat dan hasil yang sudah direncanakan sebelumnya dan menerapkan sistem manejemen tertentu untuk bisa mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan. Peternakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu peternakan hewan besar misalnya saja seperti peternakan sapi, kambing, domba, babi, kuda dan lainnya serta peternakan hewan kecil seperti peternakan ayam, bebek, kelinci, ikan dan lainnya.
Tujuan berternak
Setiap kegiatan pastinya memiliki tujuan termasuk dalam kegiatan berternak. Contoh dari usaha peternakan adalah mampu menghasilkan keuntungan atau laba dari penjualan ternak yang dikembangbiakan. Jika ini adalah tujuannya maka harus dibarengi dengan proses manajemen, akuntasi, pemasarn dan ekonomi perusahaan yang baik. namun jika tujuan dari peternakan ini adalah untuk bukan komersial seperti lebih memanfaatkan lahan yang kosong dan lainnya maka harus tetap dicarikan modal supaya bisa melakukan kegiatan tersebut.
artikel terkait: manfaat ikan oscarmanfaat daging marmut
Manfaat dan hasil beternak
Manfaat dan hasil dari beternak ini akan berkaitan dengan hasil dari hewan ternak tersebut. Terdapat manfaat nilai ekonomis dari adanya ternak ini meliputi:
  • Daging
Salah satu hasil utama dari adanya kegiatan peternakan ini adalah untuk menghasilkan daging. Misalnya saja daging sapi, domba, ayam dan lainnya. ternak ini biasanya untuk hewan mamalia. Selain daging, manfaat lainnya yang akan didapatkan adalah susu dari hewan mamalia ini. susu kemudian juga bisa dibuat menjadi berbagai olahan turunan lainnya seperti keju, yoghurt, es krim, mentega, kefir dan kumis. Untuk hewan yang diambil susunya maka jika hewan tersebut sudah tidak produktif lagi biasanya hewan tersebut akan disembelih untuk diambil daging dan kulitnya.
  • Serat
Manfaat lainnya dari kegiatan beternak adalah mampu menghasilkan serat tekstil. Biasanya diambil dari bulu hewan seperti sapi, domba , kambing, rusa, mohair, dan lainnya yang bisa diolah menjadi wol. Wol ini kemudian dipintal lagi dan dapat menjadi serat benang yang digunakan untuk membuat pakaian.

  • Pupuk
Dalam usaha peternakan juga bisa menghasilkan pupuk. Pupuk ini terbuat dari kotoran hewan yang telah dicampur dengan bahan lainnya sehingga menjadi pupuk kandang non kimia yang baik untuk tanaman dan lingkungan. Pupuk juga bisa dijadikan sebagai plester bangunan serta bisa menjadi pembuat api yang optimal.

  • Tenaga kerja
Hewan yang diternak juga bisa menjadi tenaga kerja pada berbagai jenis pekerjaan manusia. Misalnya saja sebagai kendaraan seperti unta dan kuda kemudian sebagai penggerak alat mekanik terutama jika belum adanya mesin dan bisa juga sebagai pembajak pada lahan pertanian. Saat ini fungsi hewan ternak untuk tenaga kerja masih digunakan oleh manusia dan mungkin bisa anda amati di sekitar anda.

  • Pengelolaan lahan
Terkadang hewan ternak juga bisa dijadikan sebagai cara untuk mengendalikan beberapa jenis hama dan gulma tertentu pada lahan pertanian. Selain itu hewan ini juga bisa berfungsi sebagai pemakan rumput dan semak belukar yang terlalu rimbun pada lahan sehingga dalam pengelolaan lahan bisa menjadi lebih optimal.

  • Sebagai penyerbuk tanaman
Saat ini dalam kegiatan pertanian dan perkebunan tidak jarang menggunakan bantuan dari hewan yang diternak seperti lebah misalnya untuk dapat membantu proses penyerbukan tanaman lebih cepat dan lebih baik. perkebunan yang sering menggunakan jasa dari lebah ini adalah perkebunan apel dan cabai karena tidak bisa kawin dalam satu rumah pada tanaman tersebut.
  • Biogas





Manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari kegiatan peternakan adalah dapat dijadikan biogas. Biogas ini diproses dari fermentasi kotoran hewan sapi yang mengandung zat tertentu untuk membuat bahan bakar biogas. Dengan adanya teknologi biogas ini bisa menjadi alternatif energi yang ramah lingkungan dan daoat diperbaharui dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya saat ini kian menurun






SUMBER :
http://www.pustakapedia.net/2016/10/pengertian-peternakan-jenis-dan-contohpeternakan.html http://manfaat.co.id/manfaat-peternakan